Soundcorners.com – Dua band asal Jakarta berbeda genre, Nu DejaVu ( heavy thrash metal ) dan Sexmengesek ( sleep pop ) menggelar launching album bersama yang berlangsung pada hari Sabtu ( 5/10 ) di The Tavern Sport and Bar Cafe, Jakarta Selatan. Nu DejaVu meluncurkan album kedua mereka ‘The Humanity And Souls Of The Beast’ dalam bentuk fisik (CD) sementara Sexmengesek merilis debut album mereka ‘Khusus Dewasa’ juga dalam bentuk CD. Acara launching album yang dipandu oleh dua MC Seus Eky dan Prof. Agus ini juga menampilkan tiga band tamu yaitu Reax, Merah dan The Boys.
Merah tampil membuka acara dengan lagu-lagu dari band asal Inggris, Blur, seperti “There’s No Other Way”, “Popscene”, “Chemical World” dan “Waktu” yang merupakan karya mereka sendiri. Usai Merah giliran The Boys yang mengcover lagu-lagu dari Muse. The Boys yang sebelumnya lebih sering membawakan nomor-nomor dari Metallica, pada acara ini mencoba menampilkan sesuatu yang berbeda. Membuka penampilan dengan “Psycho” dan “Plug in Baby”, The Boys tampil percaya diri malam itu. Seperti juga Muse, The Boys yang juga berformat trio tersebut menutup penampilan dengan lagu “Hysteria” dari Muse.
Berikutnya tiba giliran empunya acara yang tampil. Sexmengesek tampil pertama dengan membawakan lagu-lagu dari debut album mereka ‘Khusus Dewasa’. Membuka dengan “Saat Ini”, band yang terdiri dari Nyoman Suardhita (vokal), Taufan Novriyanda (drums), Imam Buchari (bass), Agus Budhy Prasetyo (gitar) dan Fani Fabianto (gitar.) tampil santai seperti genre yang mereka sebut sleep pop. Lagu kedua “Kolam Cetek” bernuansa shoegaze yang menurut Nyoman sang vokalis terinspirasi dari suatu tempat di daerah Mangga Besar. “Jangkrik” menjadi suguhan ketiga yang liriknya terinspirasi dari kalimat di salah satu film Warkop DKI, ‘Jangkrik Boss’. Memang lirik-liirk lagu dari debut album Sexmengesek bisa dibilang sedikit ‘nyeleneh’ dibalut dengan musik shoagaze dan dreampop yang mengawang. Nama Sexmengesek sendiri menurut Nyoman terinspirasi dari kata-kata seorang guru saat dirinya mengenakan kaos band Sex Pistols di sekolah. Satu nomor karya dari mendiang Tonny Koeswoyo (Koes Plus) yang didaur ulang oleh Sexmengesek berjudul “Dewi Rindu” menjadi penutup penampilan mereka malam itu.
Berbeda dengan Sexmengesek yang santai, Nu DejaVu yang menjadi penampil berikutnya tampil garang membawakan lagu-lagu dari album terbaru mereka ‘The Humanity And Souls Of The Beast’. Tampil dengan formasi baru, Iwan Masruri (guitars/vocal), Dikdik (lead and rhythm guitars), Desy (lead and rhythm guitars), Uya (bass) dan Soekanto Kasyim (drums) membuka dengan intro “In The Beginning” dan dilanjutkan dengan “In This World Humanity”. Nu DejaVu yang sekarang tampil dengan tiga gitaris, membuat musik mereka lebih cepat dan keras dibanding dengan album sebelumnya. Iwan Masruri sebagai vokalis dan gitaris juga memberikan warna baru bagi Nu DejaVu yang sebelumnya lebih kental aroma speed metal. “In The End”, “Bleed Your Death In Your Souls”, “Nature of The Beast” membuat suasana Tavern malam semakin panas. Nu DejaVu menutup penampilan mereka dengan lagu “Run To Fight” yang menurut Dikdik sang gitaris mengangkat tema perjuangan seorang manusia dalam bertahan hidup dlm kegalauan kehampaan hidupnya dibayang2 kematian dimana “the Beast”(idioms) terus menghatuinya (haunted).
Reax yang menjadi penutup launching album NuDejaVu dan Sexmengesek malam itu dengan lagu-lagu karya mereka yang banyak terpengaruh musik dari band metal luar seperti Death dan Kreator. Satu nomor dari Black Sabbath, “Paranoid” juga mereka tampilkan malam itu.
No comments so far.
Be first to leave comment below.