Release Party Pikiran dan Perjalanan Barasuara Release Party Pikiran dan Perjalanan Barasuara
Pada tahun 2015, pecinta musik sidestream di Indonesia dikejutkan dengan kehadiran band beraliran alternative rock bernama Barasuara. Album perdana mereka bertajuk Taifun didominasi lirik... Release Party Pikiran dan Perjalanan Barasuara

Soundcorners.com – Pada tahun 2015, pecinta musik sidestream di Indonesia dikejutkan dengan kehadiran band beraliran alternative rock bernama Barasuara. Album perdana mereka bertajuk Taifun didominasi lirik berbahasa Indonesia baku dengan aransemen yang unik, ketukan drum yang tidak biasa, dinyanyikan oleh 1 penyanyi pria dan 2 wanita. Selain karya mereka yang megah didengar, live performance yang mereka suguhkan juga selalu apik. Wajah para personil Iga Massardi, Marco Steffiano, Gerald Situmorang, TJ Kusuma, Puti Chitara, dan  Asteriska memang sudah tidak asing di kalangan para musisi dan pecinta musik.

Setelah sukses dengan album perdananya, Barasuara sempat memberikan spoiler untuk album kedua mereka. Mereka meluncurkan single berjudul Samara dan Guna Manusia. Lalu pada bulan Maret 2019 akhirnya mereka resmi merilis album kedua yang bertajuk Pikiran dan Perjalanan. Album yang memiliki 9 lagu ini memiliki aransemen yang lebih sangar dari album pertamanya, tanpa menghilangkan karakter Barasuara.

Tidak hanya merilis album mereka di online streaming, Barasuara juga menjual rilisan fisik berbentuk CD yang dilepas bersamaan dengan terlaksananya release party Pikiran dan Perjalanan pada tanggal 13 Maret 2019. Acara yang berlokasi di Lucy in the Sky SCBD ini mematok harga 200 ribu rupiah yang langsung diserbu para Penunggang Badai (julukan fans Barasuara) hingga ludes terjual. Harga tiket terbilang cukup murah karena sudah termasuk dengan CD album terbaru Barasuara dan juga 1 botol beer dingin.

Tim soundcorners.com meliput keseruan Release Party Pikiran dan Perjalanan ini. Pukul 19:30 sudah terlihat para Penunggang Badai yang mengantri untuk memasuki venue. Setelah semua penonton berkumpul di area venue, pukul 20:30 akhirnya yang ditunggu muncul juga. Tanpa basa basi, Barasuara membuka konser mereka dengan lagu berjudul Seribu Racun yang juga merupakan track pertama di album Pikiran dan Perjalanan. Penonton pun menyambut dengan sukacita. Saksikan video liputan Paijo Goes to Release Party Pikiran dan Perjalanan Barasuara dibawah ini.

Pada Relase Party kali ini, Barasuara tidak hanya membawakan lagu-lagu di album baru, mereka juga menyanyikan beberapa lagu album pertama mereka seperti Hagia, Mengunci Ingatan, Api dan Lentera, dan Bahas Bahasa. Pada lagu Mengunci Ingatan, penonton dikejutkan dengan munculnya Kunto Aji yang ikut menyanyikan lagu tersebut. Setelah membawakan 14 lagu, para Penunggang Badai masih belum puas sehingga meneriakan “we want more” secara serentak. Tidak ingin mengecewakan para penggemarnya, Barasuara pun membawakan encore yang berjudul Nyala Suara, sehingga menambah total lagu yang mereka bawakan menjadi 15.

Aksi panggung Barasuara di album kedua ini memang sedikit berbeda dengan “menghilangnya” kemeja batik khas sang frontman, Iga Massardi, namun tentu saja hal tersebut tidak mengurangi energi mereka di atas panggung. Sound yang disajikan pun sangat baik meskipun venue berdinding dan beratapkan kaca. Meskipun album baru, mayoritas para Penunggang Badai sudah hafal lagu-lagu baru Barasuara, sehingga suasana Release Party Pikiran dan Perjalanan ini menjadi semakin riuh oleh choir penonton yang turut menyanyikan lagu-lagu baru Barasuara. Meskipun sempat ada kesalahan teknis pada lagu Bahas Bahasa, Barasuara dan Penunggang Badai menunjukan kekompakan mereka sehingga ketika lagu tersebut dilanjutkan, suasana tetap seru.

Hingga pada pukul kurang lebih 22:00, acara ditutup dengan foto bersama dari atas panggung yang dilanjutkan dengan sesi “legalisir” CD album kedua Barasuara. Penonton pun pulang dengan berpeluh keringat dan senyuman puas sudah menyaksikan Release Party Pikiran dan Perjalanan karya Barasuara. Semoga dengan rilisnya album Pikiran dan Perjalanan, nama Barasuara dan karya-karyanya bisa menjadi tolak ukur bagi band sidestream di Indonesia.

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.