Soundcorners.com – Jika kalian bertanya ke para generasi Z apa cita citanya, banyak jawaban jenis pekerjaan baru, seperti youtuber, influencer, fotografer, musisi, dan masih banyak lagi. Salah satu jawaban yang lumayan sering muncul adalah audio engineer. Intinya, Audio engineer adalah pekerjaan yang berhubungan tentang suara, dari mulai merekam hingga post produksi sampai musik tersebut terdengar entah di CD, live streaming, live performance, hingga perfilman.
Ditengah maraknya minat untuk menjadi audio engineer, semakin bermunculan juga sekolah audio berkelas international. Nama yang paling besar adalah SAE. Hingga kini, SAE memiliki 53 kampus di 27 negara. Uniknya lagi, jika kalian belajar beberapa semester di SAE Jakarta, kalian bisa menyelesaikannya di negara lain. Ada beberapa program di SAE, yaitu Audio, Animasi, dan Film. Yang paling banyak diminati tentu saja jurusan Audio.
Pada 21 Februari 2019 kemarin, tim soundcorners.com diundang untuk menghadiri studio tour yang diadakan oleh SAE Institute Jakarta. Ada sekitar 20an orang yang menghadiri dengan latar belakang yang berbeda beda, seperti peminat audio, penggiat audio, dan juga calon mahasiswa.
Studio 1
Pertama-tama kami dibawa berkeliling untuk melihat Studio 1. Studio yang berukuran cukup besar ini diperuntukkan untuk mahasiswa jurusan audio mengerjakan projectnya. Hardware yang digunakan pun sangat beragam seperti XLogic Compressor, Spl Kultube Stereo Compressor, Universal Audio 6176 Tube Preamp, Empirical Labs EL8x Distressor, dan ada juga Neve Console yang diorder langsung menurut spesifikasi dari SAE Jakarta, menurut tim SAE, console ini hanya ada 2 di dunia dan tidak untuk diproduksi massal. Untuk DAW menggunakan Protools 12 dan menggunakan speaker monitor FOCAL SM9. Tersedia juga Live Room yang menyediakan Grand Piano.
Studio 2
Lalu kami diajak menuju Studio 2. Studio 2 ini berukuran lebih kecil dibanding Studio 1, namun dengan Hardware yang tidak kalah gawat, ada Joemeek VC2 Tube Channel Strip, Dbx 166xs Compressor, Lexicon Mx400xl Multieffect, Tascam Audio Interface Unit, dan banyak lainnya. Ruangan ini biasanya digunakan untuk kelas mixing dan mastering. Bahkan mahasiswa SAE Jakarta diizinkan untuk mengerjakan proyeknya di studio ini, terjadwal rapih tentunya. Studio 2 juga memiliki Live Roomnya sendiri. Live room dengan akustik yang sudah ditreatment secara matematis oleh tim SAE Jakarta. Sayang, jika ingin rekaman disini, musisi diharuskan membawa alat musiknya sendiri karena alat musik tidak disediakan.
Studio Audio Post
Selain recording, live sound, mixing, dan mastering, SAE juga memiliki program untuk mahasiswa yang memiliki minat di bidang audio post seperti scoring film. Terbukti dengan tersedianya studio khusus scoring film. Hardware yang digunakan juga tidak kalah gawat, ada Clariphonic Parallel Equalizer, TASCAM DA-30 mkII, Dangerous Compressor, dan TK-lizer Mastering EQ yang sudah discontinued, dan hardware high end lainnya. Jika sudah selesai mengerjakan, ada ruangan yang difokuskan untuk audio post. Ruangan yang berkonstruksi seperti theater bioskop ini juga sudah menggunakan system surround dari Dolby. Mahasiswa SAE jurusan ini pun dipercayakan untuk mengerjakan scoring film Wiro Sableng.
Bagaimana? Makin tertarik untuk menjadi Audio Engineer? Silahkan hubungi SAE Jakarta, atau follow instagram @saejakarta untuk mengetahui acara-acara yang diselenggarakan di SAE Jakarta.
SAE INDONESIA
- Jl. Pejaten Raya No. 31, Pasar Minggu, Jakarta, 12540
- Telp: +6221 7890145 | +62 877 1234 6567
- Fax: +6221 781 8847
- IG : @saejakarta
- Email: jakarta@sae.edu
- Web: indonesia.sae.edu
No comments so far.
Be first to leave comment below.