


Soundcorners.com – Dwiki Dharmawan adalah seorang musisi jazz yang tergabung dalam grup band legenda, Krakatau. Kiprahnya di dunia musik sudah tidak diragukan lagi, beliau juga membentuk sekolah musik, Farabi Music. Tim soundcorners.com berkesempatan melakukan sedikit bincang-bincang dengan salah satu legenda musik Indonesia ini.
Dwiki menceritakan sedikit tentang sekolah musik yang dibangunnya, “Farabi mempunyai visi dan misi, edukasi dalam bentuk pelatihan bagi talenta-talenta muda musik Indonesia yang ingin menjadi musisi profesional atau sekedar bisa bermain musik lebih baik lagi”. Farabi awal terbentuk sejak 1976, lalu Dwiki membenahi Farabi sejak 1996, yang kini sudah banyak berkiprah di dunia edukasi musik di Indonesia.
Farabi memberikan pelajaran musik klasik dan kontemporer, “pada dasarnya pendidikan musik di indonesia masih sedikit, dan masih banyak tempat les tingkat khusus, farabi juga termasuk tingkat khusus,” lanjut Dwiki. “Tempat les tingkat khusus memiliki keterbatasan waktu yang hanya seminggu sekali, oleh karena itu saya kembali menggagas lembaga yang setingkat college (akademi) yang dinamakan UIC Farabi Music, di BSD yg tahun ini akan start, tuturnya.
Dwiki adalah pengguna Korg sejak dulu, beliau bercerita sedikit tentang koleksi miliknya, “Korg pertama yang saya punya sejak tahun 80an adalah Korg organ, Polaris, Prophecy, dan Korg tahun 2000an lainnya. Sampai akhirnya saya di-endorse tahun 2008, kira-kira sudah 10 tahun tetap setia sama Korg, emang saya orangnya setia terutama sama Korg,” candanya.
Ketika ditanya mengenai kebutuhan sound, Dwiki menjawab lebih teknis, “Saya bermain musik butuh microtonal dimana bisa di-tuning sesuai dengan nada-nada pentatonik”. Beliau juga mengharapkan inovasi dari Korg, “Korg saat ini sudah berinovasi, dari kelas personal arranger, professional synth, dan digital audio workstation, mungkin inovasi yang mau saya lihat lagi yaitu, kembali menggunakan teknologi sampling dan DAW yang lebih “handy” untuk dibawa”.
Kita tahu bahwa di zaman now, musisi mulai bereksperimen dalam hal suara, khususnya digital dan analog, Dwiki menyampaikan pendapatnya mengenai hal tersebut, “sesungguhnya saya cinta sound analog, makanya ketika sound analog dikonversikan menjadi digital tentu saya tetap mencari sound analog sendiri yang memang bisa didapatkan di Korg. Kalau saat ini, karakter sound kekinian juga sudah bisa saya dapat dari Korg, dan juga mempermudah kita menyusun konfigurasi untuk live concert”.
Tim soundcorners.com mengulik gear yang paling sering dibawa Dwiki, “ saya selalu bawa Korg Kronos 2, dan juga Korg yg sangat ringan, namanya Korg Krome/Kross, dan di tiap stage juga selalu bawa esviva.”
Dwiki kini juga masih produktif dalam merilis album, belum lama ini dia sudah merilis album bertajuk “Rumah Batu”, “saya akan rilis album “Hari Ketiga” yang akan dirilis segera tahun depan, yang sudah saya rekam di Barcelona, Spanyol,” kata Dwiki.
Farabi Music juga baru saja menggelar konser tahunannya yang kali ini membawa tema “Music Beyond The Limit”, “ini adalah konser tahunan farabi, mengusung tema musik tanpa batas, kami membebaskan kreativitas murid-murid Farabi dan berekspresi dalam bentuk musik, ini sudah memasuki konser yang ke 20-an,” ungkap Dwiki.
No comments so far.
Be first to leave comment below.