Recording Gitar ala Stephan Santoso (Part I : Electric Guitar)
MusicNewsTips & Trick 19/04/2019 Admin 1
Soundcorners.com – Sesi rekaman bagi para gitaris bisa menjadi bencana jika tidak dilakukan dengan cara yang benar. Sound yang berantakan, tidak adanya cadangan, signal yang tidak terekam secara maksimal adalah sebagian hal yang sering ditemui gitaris pemula bahkan yang professional sekalipun. Tim Soundcorners.com mendapata kesempatan untuk menyambangi kediaman salah satu musisi sekaligus engineer terbaik di Indonesia, Stephan Santoso, yang ingin berbagi tips and trick merekam gitar.
Pada Part I ini, mas Stephan Santoso akan menjelaskan secara detail bagaimana caranya untuk merekam gitar elektrik.
Todong atau Direct?
Recording dengan teknik todong atau direct merupakan dilema yang dialami para gitaris, tapi tidak untuk mas Stephan, beliau memanfaatkan kedua teknik tersebut untuk menghasilkan sound gitar yang maksimal. “Saya prefer direct dan todong, pertama signal gitar kita split menggunakan DI Box JDI Radial, signal pertama masuk ke ampli dan signal clean masuk ke preamp Millennial TD1 untuk reamp atau menggunakan software” ujar mas Stephan. Intinya, todong dan direct dapat digunakan secara bersamaan sehingga lebih fleksibel saat rekaman dan proses mixing.
Micing Ampli Gitar.
Untuk masalah todong menodong ampli gitar, mas Stephan biasanya menggunakan 3 microphone. “Saya selalu pakai Shure SM57 dan Royer 122 untuk close micing, kalau dibutuhkan saya tambahin condensor microphone large diaphragm untuk ambience” jelas mas Stephan. Untuk awal, mas Stephan meletekan close microphone sedikit di pinggir cone, lalu diposisikan sesuai keperluan, misalnya jika kurang bright, geser mic mendekati cone atau sebaliknya, lalu jika terlalu open, posisi mic bisa kita posisikan off-axis.
Teknik “manipulasi” sound gitar
Ada beberapa trik untuk memanipulasi sound gitar, salah satunya adalah double tracking. Double Tracking berfungsi untuk menghasilkan sound yang lebih lebar “Gak harus sih tapi, tergantung kebutuhan lagu, ada beberapa part yang butuh didouble, ada juga yang lebih enak 1 track” tegas mas Stephan. Selain itu mas Stephan juga menyarankan agar time based effect ditambahkan pada saat proses mixing untuk menyesuaikan dengan instrumen lainnya. Efek-efek lain seperti chorus, flanger, phaser, dan lain sebagainya cukup aman jika direkam langsung. “Tapi kalau ragu-ragu, lebih baik sound dry dan wet dipisah tracknya, supaya saat mixing lebih fleksibel dan aman” jelas mas Stephan.
Tips Rekaman dengan Gear Seadanya.
Mas Stephan menyarankan minimal memiliki soundcard, microphone, dan mic preamp 1 hingga 2 channel yang mumpuni untuk hasil yang maksimal. Namun jika terhalang kondisi yang tidak memungkinkan untuk menggeber ampli, lebih baik merekam dengan teknik direct menggunakan plugin atau amp modeller. “Sebetulnya sekarang direct udah bagus ya, apalagi semenjak ada teknologi impulse response yang lumayan mendekati suara ampli” ujar mas Stephan
Untuk kalian yang penasaran, silahkan tonton video lengkapnya di kanal youtube Soundcorners. Jangan lupa comment, like, dan subscribe ya!